Mengenal Gowok: Tradisi Masyarakat Jawa untuk Melatih Calon Pengantin Pria

Mengenal Gowok: Tradisi Masyarakat Jawa untuk Melatih Calon Pengantin Pria
Ilustrasi gowok dalam tradisi masyarakat Jawa (dok. nationalgeographic)

LINGKARWILIS.COM – Indonesia memiliki ragam tradisi dari berbagai daerah yang unik dan menarik, salah satunya tradisi masyarakat Jawa.

Masyarakat Jawa memiliki banyak tradisi yang masih banyak dilestarikan hingga kini, meskipun beberapa diantaranya sudah lama ditinggalkan.

Salah satu tradisi Jawa yang sudah lama ditinggalkan oleh masyarakat adalah gowok.

Melansir dari laman Wikipedia, gowok merupakan istilah yang merujuk pada perempuan yang disewa untuk mengajarkan hal-hal seputar kehidupan rumah tangga dan seksualitas kepada laki-laki remaja atau sebelum menikah.

5 Ide Resep Kue Kering Coklat yang Simple dan Nikmat, Cocok untuk Lebaran!

Keluarga mempelai pria akan menyewa seorang gowok untuk mengajari anak mereka sebelum melangsungkan pernikahan.

Mereka bertugas mengajarkan calon mempelai pria mengenai cara memuaskan istri dan mengenalkan tubuh perempuan.

Calon mempelai laki-laki akan tinggal di rumah gowok selama beberapa hari, untuk kemudian menerapkan ilmu yang telah diperolehnya pada sang istri usai menikah.

Setelah menyelesaikan pelatihan, gowok akan melaporkan kemampuan calon mempelai kepada orang tua.

Gowok biasanya adalah perempuan dewasa dengan usia antara 20 hingga 40-an tahun.

Lamborghini Tabrak Mobil UMKM di Tol Jombang-Mojokerto, CEO Kripto Langsung Ganti Mobil Baru!

Sementara itu dilansir dari laman Bratapos, berdasarkan sejarahnya, tradisi ini pertama kali diperkenalkan oleh wanita asal Tiongkok bernama Goo Wook Niang yang tiba di Jawa bersama Laksamana Cheng Ho pada sekitar tahun 1415-an.

Dalam waktu singkat, praktik tersebut menjadi dikenal oleh masyarakat Jawa dan akhirnya berkembang menjadi tradisi yang diteruskan hingga generasi berikutnya.

Istilah “Gowok” diambil untuk mengenang nama Goo Wook Niang, namun karena orang Jawa kesulitan melafalkan dalam dialek Tiongkok, seiring berjalannya waktu, nama Goo Wook Niang kemudian hanya disebut sebagai Gowok.

Meskipun pada masa lalu gowok menjadi sebuah pekerjaan, kini tradisi tersebut mulai ditinggalkan karena dianggap bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Selain itu, tradisi gowok memungkinkan seorang pria dewasa yang siap menikah untuk tinggal bersama seorang wanita di satu tempat.

Cara ini dianggap tidak sesuai dengan norma agama dan sosial yang ada, sehingga pada era 60-an tradisi gowok mulai ditinggalkan oleh masyarakat.

Penulis: Rafika Pungki Wilujeng
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *