PONOROGO, KORANMEMO.COM – Pemerintah Kabupaten Ponorogo berencana mengembangkan dua kawasan strategis sebagai lahan parkir pendukung wisata religi. Lahan seluas 1,5 hektare di selatan Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, dibidik untuk memfasilitasi kunjungan ke makam Batoro Katong, sementara area bekas Pasar Hewan Jetis akan disiapkan sebagai akses parkir menuju makam Ki Ageng Muhammad Besari di Tegalsari.
Langkah ini dilakukan menyusul banyaknya peziarah dari luar daerah yang kesulitan mendapatkan tempat parkir, khususnya kendaraan besar seperti bus, yang kerap memicu kemacetan di sekitar kawasan religi.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyebut bahwa kedua lahan tersebut merupakan aset milik Pemkab dan akan dijadikan bagian dari pengembangan wisata religi yang terintegrasi.
Baca juga : Kota Kediri Gelar Pelatihan JULEHA 2025, Cetak Juru Sembelih Halal Bersertifikat
“Nanti konsepnya seperti wisata religi makam para wali tersedia lahan parkir, kios-kios UMKM, dan fasilitas lainnya agar para peziarah lebih nyaman,” ungkap Kang Giri, sapaan akrabnya, saat meninjau lokasi, Selasa (3/6/2026).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pembangunan fasilitas ini akan dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan dukungan dari DPR RI. Proyek diharapkan dapat mulai dikerjakan pada tahun ini setelah dilakukan verifikasi lapangan.
Terkait lokasi di Jetis, Pasar Hewan Jetis akan dipindahkan ke sisi selatan, tepatnya di depan Rumah Potong Hewan (RPH), sedangkan area lama akan difungsikan sebagai tempat parkir kendaraan peziarah.
Baca juga : Menjelang Idul Adha, Harga Sapi di Kediri Melonjak, Peternak Raup Untung
“Pemindahan pasar akan dilakukan dengan penyesuaian agar aktivitas ekonomi tetap berjalan. Sementara lahan lama akan diubah menjadi kantong parkir yang menunjang wisata religi Tegalsari,” jelasnya.
Pemkab berharap pengembangan dua kawasan ini tidak hanya mampu meningkatkan kenyamanan peziarah, tetapi juga menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi lokal dan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kita targetkan wisata religi jadi satu sistem terintegrasi yang memberi dampak langsung ke masyarakat. Ini bagian dari upaya mendorong PAD tembus Rp1 triliun,” tutup Sugiri.***
Reporter: Sony Dwi Prastyo
Editor: Hadiyin