Warga Desa Tiron, Korban Proyek Tol Kediri–Tulungagung Keluhkan Ketidakadilan, Ganti Rugi Dinilai Tak Merata, Eksekusi Lahan Menggantung

Warga Desa Tiron, Korban Proyek Tol Kediri–Tulungagung Keluhkan Ketidakadilan, Ganti Rugi Dinilai Tak Merata, Eksekusi Lahan Menggantung
Rumah Bedeng milik Slamet warga Desa Tiron yang terdampak tol Kediri -Tulungagung (Bidu)

Kediri, LINGKARWILIS.COM – Ketidakpastian terkait besaran ganti rugi dan proses eksekusi lahan proyek Jalan Tol Kediri–Tulungagung menuai keluhan dari ratusan warga yang terdampak. Mereka menyampaikan kegelisahan atas kebijakan yang dinilai tidak adil dan kurang transparan.

Perbedaan mencolok dalam nilai kompensasi lahan menjadi sorotan utama. Slamet, warga yang rumahnya berada tepat di jalur utama menuju Bandara Dhoho Kediri, hanya menerima Rp2 juta per meter persegi. Ironisnya, tetangga di sisi timur dan barat yang berada di lokasi sejalur menerima hingga Rp4 juta per meter.

“Lokasi kami sama-sama strategis, tapi kenapa harga tanah kami hanya separuhnya? Di mana letak keadilannya?” keluh Slamet, Kamis (24/4)

Surat pemberitahuan pengosongan lahan sebelumnya telah diterbitkan untuk pelaksanaan pada 21–22 April 2025. Namun hingga kini, pelaksanaan eksekusi belum terealisasi. Situasi yang tidak menentu ini mendorong warga untuk mencari kejelasan langsung ke balai desa.

Baca juga : Inter Kediri Siapkan Strategi Baru Hadapi Pesik Kuningan di Liga 4 Nasional

Tak ingin rumahnya digusur secara mendadak, Slamet memilih pindah lebih awal. Ia bersama keluarga kini tinggal di sebuah bangunan semi permanen di tengah kebun bambu—jauh dari permukiman, tanpa fasilitas memadai.

Tempat tinggal darurat tersebut berdinding seng karatan dan beralaskan tanah yang hanya ditutupi banner dan plastik bekas. Selain minim pencahayaan, mereka juga dihadapkan pada ancaman hewan liar, termasuk ular.

“Kami tidak minta dikasihani, hanya ingin kejelasan. Kalau digusur mendadak, barang-barang kami bisa hancur. Mau tinggal di mana kami nanti?” ujarnya lirih.

Baca juga : BNN Kota Kediri Siap Sukseskan Program Kelurahan Bersinar 2025, Fokus pada Ketahanan Keluarga dan Masyarakat

Masyarakat berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memastikan keadilan dalam proses ganti rugi. Warga juga mendesak agar eksekusi dilakukan secara transparan, manusiawi, dan tidak menyulitkan mereka yang terdampak secara ekonomi dan sosial.

“Kalau bisa, Pak Presiden Prabowo datang langsung melihat kondisi kami. Supaya tahu, beginilah nasib kami yang terkena dampak pembangunan,” tambah Slamet.***

Reporter : Agus Sulistyo

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *