Blitar, LINGKARWILIS.COM – Meski di daerah lain di Jawa Timur sudah turun hujan namun di Kota Blitar hujan belum turun. Sehingga debit air sumur berkurang dan terjadi kekeringan sehingga membuat warga susah.
Jika biasanya sehari bisa mandi tiga kali, kali ini Warga Blitar terpaksa hanya mandi sekali sehari karena paceklik air.
“Iya hanya sekali mandi, itupun airnya juga harus hemat. ,” kata Yuliati (43) warga Lingkungan Jatimalang, Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, Selasa (15/11).
Yuliati merupakan satu di antara ratusan warga Jatimalang yang mengeluh kesulitan air. Gara-gara paceklik air, dirinya dan keluarga harus pandai hemat air.
DLHKP Kota Kediri Ancam Hentikan Usaha Para Pelaku Usaha yang Pakai Plastik Bekas
Air droping dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Blitar tak mencukupi hanya cukup untuk masak dan minum saja. Sementara untuk mandi harus berhemat.
“Itupun kalau mandi maksimal satu ember besar atau 1 galon. Karena airnya juga sedikit,” katanya.
Menurutnya kekeringan kali ini merupakan paling parah dalam kurun waktu 18 tahun.
Selama tinggal di Kota Blitar kesulitan mendapatkan air. Dirinya berharap droping lancar terus. Karena selama ini hanya bergantung pada droping dari pemerintah.
Bawaslu Kota Kediri Antisipasi 3 Hal Saat Kampanye Partai Politik dan Caleg, Ini Penjelasannya
“Mau beli air bersih juga harus merogoh uang. Mudah-mudahan turun hujan secepatnya,” harapnya
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kota Blitar Agus Suherli mengatakan di wilayahnya ada tiga lokasi yang kesulitan air.
Di antaranya di Kelurahan Sentul, Ngadirejo di Kecamatan Kepanjenkidul dan Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan di Lingkungan Tulungrejo. Total kepala keluarga yang terdampak sebanyak 153 dengan jumlah total jiwa 568.
“Langsung kami drop. Begitu ada laporan permintaan air langsung kami isi,” katanya.***
Reporter : Abdul Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin