Daerah  

Mantan Pekerja Migran Indonesia Asal Tulungagung Diminta Buka Jasa Laundry, Tidak Usah Lagi Kembali ke Luar Negeri, Ini Infonya 

Mantan Pekerja Migran Indonesia Asal Tulungagung Diminta Buka Jasa Laundry, Tidak Usah Lagi Kembali ke Luar Negeri, Ini Infonya
Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dulu dikenal dengan istilah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sudah pulang ke Tulungagung disarankan buka jasa laundry dan tidak kembali ke luar negeri.

Tulungagung, Lingkarwilis.com – Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dulu dikenal dengan istilah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sudah pulang ke Tulungagung disarankan buka jasa laundry dan tidak kembali ke luar negeri.

Agar mau buka jasa laundry dan tidak kembali ke luar negeri, mereka diberi pelatihan khusus dimana setelah dilatih bisa buka usaha laundry bahkan pada gilirannya diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja baru.

Itulah harapan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tulungagung, yakni mantan PMI bisa mendirikan sektor usaha sendiri dan menambah lapangan pekerjaan.

ASN di Trenggalek Tidak Bebas Beli Beras, Diminta Beli Beras dari  Petani Lokal, Ini Lo Infonya

Kepala Disnakertrans Kabupaten Tulungagung, Agus Santoso mengatakan, pelatihan usaha laundry bagi mantan PMI asal Tulungagung merupakan program Desa Migran Produktif (Desmigratif) yang digagas oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI.

Bahkan, oleh Kemenko PMK RI, Tulungagung ditunjuk menjadi pilot project atas program Desmigratif tersebut. Sasarannya mantan PMI yang baru pulang atau lama tidak kembali ke luar negeri.

Agus menambahkan, terdapat tiga desa yang menjadi basis PMI yang menjadi tempat penerapan program itu yakni Desa Betak, Tunggangri dan Desa Pagersari Kecamatan Kalidawir Tulungagung.

Menurut Agus, melalui program tersebut, para mantan PMI tidak akan ingin lagi pergi ke luar negeri dan diproyeksikan buka usaha laundry di Tulungagung.

“Kami juga ingin agar nantinya PMI yang baru pulang bisa membuat usaha sendiri melalui pelatihan ini,” ungkapnya.

Penerapan program pelatihan tersebut, jelas Agus, untuk tahap awal ada 15 mantan PMI yang mana masing-masing desa ada sebanyak lima PMI yang mendapatkan pelatihan kerja berupa usaha laundry.

Selain laundry, ke depan program ini juga akan semakin variatif dengan dilibatkannya beberapa dinas seperti Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, Koperasi dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

“Karena kita juga melibatkan dinas lain, tentu pelatihannya akan beragam sesuai bidang dari dinas tersebut. Harapan kami agar mantan PMI ini bisa mandiri dan tidak perlu ke luar negeri,” pungkasnya.***

Reporter : Mochammad Sholeh Sirri
Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *