MAGELANG, LINGKARWILIS.COM – Retret Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2025 yang berlangsung selama delapan hari di Kompleks Akademi Militer (Akmil) Magelang, resmi ditutup pada Jumat (28/2/2025).
Presiden Prabowo Subianto menutup kegiatan ini dengan pengarahan yang menitikberatkan pada kekompakan, hilirisasi, industrialisasi, serta semangat patriotisme dan nasionalisme sebagai kunci percepatan pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.
Bupati Keerom, Piter Gusbager, menilai kegiatan ini memberikan pembekalan strategis bagi para kepala daerah dalam menyelaraskan kebijakan pusat dengan kebutuhan daerah.
Baca juga : Pendapatan dan Belanja APBN Kediri Raya di Awal Tahun Alami Kontraksi
“Negara ini terlalu besar dan luas. Koordinasi dan sinergi antara pusat dan daerah sangat penting agar kebijakan nasional dapat diterapkan secara efektif. Kapasitas kepala daerah juga harus terus diperbarui dan ditingkatkan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi dalam mendongkrak ekonomi daerah, terutama di sektor perkebunan.
“Jika tidak ada peremajaan dan hilirisasi industri, petani akan kehilangan lapangan pekerjaan dan terjadi loss income yang besar. Dari delapan agenda prioritas nasional, saya melihat hilirisasi dan industrialisasi sebagai faktor utama untuk mengangkat perekonomian daerah,” tegasnya.
Baca juga : Konflik Internal DPRD Kota Kediri Berakhir, Anggota Dewan dari Fraksi PAN dan NasDem Sudah Masuk AKD
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, mengungkapkan bahwa retret ini lebih dari sekadar diskusi kebijakan, tetapi juga membangun koneksi emosional antara kepala daerah dan pemerintah pusat.
“Diskusi langsung seperti ini jauh lebih efektif dibanding metode daring. Kita tidak hanya memahami strategi hilirisasi secara teknis, tetapi juga filosofi dan semangat di baliknya,” kata Emil.
Menurutnya, Presiden Prabowo memberikan pemahaman mendalam tentang peran negara dalam pembangunan ekonomi, termasuk dasar konstitusional yang mewajibkan negara hadir dalam pengelolaan sumber daya.
“Beliau menjelaskan dengan lengkap, baik secara teknis maupun filosofis, mengapa Indonesia harus aktif dalam strategi hilirisasi,” tambahnya.
Emil juga menyoroti bagaimana Lembah Tidar, tempat berlangsungnya retret, menjadi simbol semangat nasionalisme bagi para kepala daerah.
“Akar dari pengabdian kami adalah nasionalisme, dan di sinilah para patriot dilahirkan. Retret ini mengingatkan kembali bahwa kepemimpinan daerah harus berlandaskan semangat kebangsaan,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Tegal, Tazkiyyatul Muthmainnah, mengapresiasi retret ini sebagai wadah sinkronisasi kebijakan antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah.
“Retret ini pertama kali diadakan, dan saya rasa ini sangat penting. Kita akan menjadi satu kesatuan, kompak, solid, dan bersatu untuk rakyat. Kita bertarung memerangi kemiskinan dan memperjuangkan kesejahteraan,” tegasnya.
Senada, Bupati Karimun, Iskandarsyah, menganggap retret ini sebagai pengalaman berharga dengan materi yang relevan dan aplikatif bagi daerah.
“Kami mendapatkan pemahaman yang sangat penting untuk diterapkan di daerah masing-masing, terutama dalam menyinergikan program Presiden Prabowo, yaitu Asta Cita, agar pembangunan daerah selaras dengan visi nasional,” ujarnya.
Dengan berakhirnya Retret Kepala Daerah 2025, para pemimpin daerah membawa semangat baru untuk menerapkan arahan Presiden Prabowo.
Dengan sinergi yang semakin kuat antara pusat dan daerah, mereka siap menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat dan membangun Indonesia yang lebih maju.***
Editor : Hadiyin