GAZA, LINGKARWILIS.COM – Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menegaskan bahwa intensitas perlawanan bersenjata yang terus dilakukan oleh Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Quds terhadap militer Israel mencerminkan kegagalan upaya pendudukan dalam meredam semangat perjuangan rakyat Palestina.
Dilansir dari laman Minanews, Hamas menyebut keberhasilan Al-Qassam dalam menghancurkan kendaraan lapis baja pengangkut personel milik Israel di wilayah selatan Khan Younis sebagai bagian dari operasi Batu Dawud menjadi bukti kekuatan militer perlawanan.
Aksi tersebut, menurut Hamas, memperlihatkan kapasitas mereka untuk mengambil inisiatif serta menimbulkan kerugian serius terhadap militer Israel sebagai respons atas agresi yang masih berlangsung.
Hamas juga menuding Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan kabinetnya, sebagai pihak yang menghambat terwujudnya kesepakatan gencatan senjata. Penundaan yang dilakukan Israel disebut sebagai bagian dari strategi politik dalam negeri untuk mempertahankan kepentingan kekuasaan.
Di sisi lain, Hamas menegaskan komitmennya terhadap proses politik. Gerakan tersebut menyatakan siap terlibat secara konstruktif dalam setiap inisiatif yang sungguh-sungguh untuk mengakhiri konflik, menjamin gencatan senjata permanen, dan menarik sepenuhnya pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Selain itu, Hamas juga menyerukan percepatan distribusi bantuan kemanusiaan, dimulainya rekonstruksi Gaza, serta pelaksanaan pertukaran tahanan yang adil untuk membebaskan warga Palestina yang masih ditahan.
Baca juga : Diduga Fasilitasi Tindak Asusila, Pemilik Kos Asal Kandat, Kediri, Diamankan Polisi di Lamongan
Sebelumnya, pada Selasa malam, Brigade Al-Qassam mengklaim telah melakukan penyergapan terhadap pasukan Israel di kota Khan Younis, Gaza selatan. Dalam operasi tersebut, Al-Qassam juga melancarkan serangan terhadap pasukan Israel yang bersembunyi di sebuah rumah di Gaza dengan rudal Yassin 105 dan RPG, menewaskan serta melukai sejumlah tentara.***
Editor: Hadiyin
